Sulis-Keagungan tuhan

"> ">

Jumat, 28 Juni 2013

Kisah nabi Ibrahim A.s

Kisah Nabi Ibrahim A.s
Nabi Ibrahim dilahirkan ditengah masyarakat yang musyrik dan kafir. Beliau adalah anak Azar, yang juga masih keturunan Sam bin Nuh. Nabi Ibrahim dilahirkan pada tahun 2295 Sebelum Masehi, di negeri Mausul, pada zaman Raja Namrud. Azar ayahnya, adalah pemahat patung untuk sesembahan kaumnya. Ketika itu, Raja Namrud memerintah dengan sangat zalim dan tanpa undang-undang. Bahkan, raja itu mengaku dirinya sebagai Tuhan. Semua rakyatnya menyembah berhala.
Nabi Ibrahim Dibuang ke Hutan
Raja Namrud adalah raja yang keji danbengis. La seorang raja yang tidak mau di lengser dan ingin berkuasa terus menerus bahkan ingin hidup terus menerus. Karena itu ia tak segan-segan untuk membodohi rakyatnya agar menyembah berhala. Bahkan ia juga memproklamirkan diri sebagai salah satu tuhan yang harus disembah oleh rakyatnya. Sehingga segala perintahnya tak ada yang berani membangkang.Sebelum Nabi Ibrahim lahir, raja Namrud pernah bermirnpi melihat seorang anak lelaki melompat masuk ke dalam kamarnya lalu merampas mahkota dan menghancurkannya. Esok harinya ia memanggil tukang ramal dan tukang tenung untuk menafsirkan arti mimpinya itu. Menurut tukang ramal, anak laki-laki dalam mimpi sang raja itu kelak akanmeruntuhkan kekuasaan sang raja. Tentu saja raja Namrud murka. La memerintahkan kepada para prajuritnya untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Nabi Ibrahim As. yang baru lahir secara diam-diam diselamatkan oleh ayahnya dengan jalan disembunyikan dalam sebuah gua di hutan. Dengan izin Allah SWT, beliau dapat hidup dengan selamat tanpa gangguan binatang buas. Karena jauh dari kaumnya, maka sejak kecil Nabi Ibrahim As. terbebas dari segala macam bentuk syirik dan maksiat. Hidayah Allah merasuk ke dalam hatinya, sehingga Nabi Ibrahim As. sering kali berpikir dan merenungkan berhala-berhala dan batu yang dipuja dan disembah oleh kaumnya.
Kemudian timbul pertanyaan di hatinya, mengapa benda- benda yang tidak dapat berbuat apa-apa itu disembah? Lalu, di manakah Tuhan yang sebenarnya? Ketika Nabi Ibrahim melihat bulan dan bintang di malam hari, lalu matahari disiang hari, ia berkata di dalam hati, mungkinkah benda-benda itu Tuhan ?
Tetapi, ketika ternyata bulan dan bintang menghilang, dan matahari pun terbenam ia kemudian berkata: "Aku tak akan bertuhan kepada benda-benda seperti itu." bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesunggubnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat". Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit,dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar", maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yangkamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yangmenciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (Qs. AI-An'am: 76-79)
Ibrahim Bergaul dengan Kaumnya
Sesudah dewasa dan berita tentang pembunuhan bayi-bayi sudah sirna. Ibrahim diizinkan kedua orang tuanya keluar dari goa. Hidup di tengah-tengah masyarakat. Kesedihan menggerogoti hatinya, ternyata masyarakat di sekitarnya sudah bobrok mental dan akhlaknya. Akal pikiran mereka benar-benar sudah tumpul sehingga patung dan batu-batu bergambar mereka jadikan Tuhan yang disembah-sembah.
Ayah Ibrahim sendiri adalah tukang pembuat patung yang dijual ke masyarakat banyak. Dan ayahnya juga menyembah patung yang dibuatnya sendiri.Ibrahim kemudian mengadu kepada Tuhan: "Ya Tuhan, aku sedang menderita,derita batin. Aku melihat kemungkaran dan kesesatan. Untuk apakah gerangan akal pikiran yang dikaruniakan Tuhan kepada mereka ? Apakah akal pikiran itu hanyadigunakan untuk mencari kekayaan dan berbuat kerusakan belaka. Oh Tuhanku,tunjukilah aku, kalau Tuhan tidak menunjuki aku, sungguh aku akan menjadi orang yang tersesat dan berbuat aniaya." Lalu Allah memberikan petunjuk kepadanya. ia diangkat menjadi Nabi danRasul. la diberi wahyu sehingga keyakinan tentang adanya Tuhan bukan sekedar kesimpulan akal pikirannya belaka melainkan berasal dari ketetapan Tuhan.Allah mengajarkan segala rahasia yang ada di balik alam nyata ini. Bahwa di balik alam nyata ini ada juga alam ghaib. Setiap manusia yang mati kelak akandibangkitkan lagi di alam akhirat.
Ibrahim Meyakinkan Dirinya
 Nabi Ibrahim sebenarnya sudah percaya akan adanya hari pembalasan diakhirat. Pada suatu hari ia ingin memperoleh petunjuk yang lebih nyata danmeyakinkan hatinya.Maka berdo'alah ia kepada Tuhan: "Ya,Tuhanku perlihatkanlah kepadaku, bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah menjawab: "Apakah kamu belum percaya Ibrahim ?" Nabi Ibrahim menjawab: "Saya telah percaya tetapi supaya bertambah yakin hati saya." Tuhan kemudian memerintahkan Ibrahim mengambil empat ekor burung. Keempatnya dipotong-potong dan tubuhnya dicerai beraikan atau dipisah-pisahkan.
Potongan-potongan kecil dari keempat burung itu dilumatkan kemudian dijadikan empat onggok. masing-masing onggokan diletakkan di puncak empat bukit yang letaknya berjauhan. Ibrahim kemudian diperintahkan mengambil burung-burung yang sudah hancur tadi. Tiba-tiba saja burung itu hidup lagi seperti sedia kala dan menghampiri Nabi Ibrahim. Peristiwa ini dengan jelas Allah gambarkan dalam AI-Qur'an
Ajakan kepada Ayahnya untuk Meninggalkan Berhala
Sebelum Nabi Ibrahim mengajak kaumnya untuk meninggalkan penyembahan terhadap berhala, pertama kali yang diajaknya menyembah Allah adalah ayahnya sendiri.Ayah Ibrahim bernama Azar adalah pembuat patung berhala. la memperingatkan ayahnya dengan bahasa yang lemah lembut penuh kesopanan: "Wahai ayahku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun ? Wahai ayahku, sesungguhnya aku mempunyai ilmu yang diberikan Allah dan tidak mungkin diberikan kepadamu.Maka ikutilah nasihat-nasihatku. niscaya akan menunjukkan kepadamu jalan.yanglurus. Wahai ayahku, janganlah engkau menyembah setan. Sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai ayahku, sesungguhnya Aku kuatir engkau akan ditimpa adzab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka engkau menjadi kawan dari setan."Tapi ayahnya tidak mau mengikuti ajakan Ibrahim. Ayahnya berkata: "Bencikah kamu terhadap Tuhanku, Ibrahim ? Jika kamu tidak berhenti mengajakku niscaya aku akan merajammu. Tinggalkanlah aku buat waktu yang lama." Karena ayahnya tidak mau mengikuti ajakannya ia hanya berkata: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu pada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik padaku. Dan aku akan menjauhkan diri dari padamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah. Dan aku akan berdo a kepadaTuhanku. Mudah-mudahan aku tidak kecewa dengan berdo a kepada Tuhanku." Doa atau permohonan Nabi Ibrahim untuk ayahnya tak lain adalah karena kasih sayangnya selaku anak kepada ayahnya. Namun setelah Allah menerangkan bahwa ayah Ibrahim adalah musuh Allah maka Ibrahim berlepas diri daripadanya. Tak ada beban moral lagi selaku anak kepada ayahnya.
Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala
Suatu ketika, Raja Namrud dan kaumnya pergi meninggalkan negeri. Kampung-kampung mereka tertinggal kosong. Kesempatan itu dipergunakan oleh Nabi Ibrahim As. untuk melaksanakan niat yang selama ini dipendamnya, yaitu menghancurkan berhala-berhala yang ada di tempat peribadatan Raja Namrud dan rakyatnya. Maka dengan menggunakan kampak, mulailah Nabi Ibrahim As. memecah-mecahkan berhala-berhala itu satu persatu. Tetapi, karena maksud tertentu, ada satu berhala yang tetap dibiarkan utuh, yakni berhala yang terbesar. Setelah selesai menghancurkan semua berhala yang lain, Nabi Ibrahim As. Mengalungkan kampaknya pada leher berhala terbesar, itu. Kemudian beliau pergi meninggalkan tempat peribadatan itu. Beberapa lama kemudian Raja Namrud dan para pengikutnya datang. Demi melihat keadaan rumah peribadatan mereka berantakan dan berhala-berhalanya hancur, maka murkalah sang raja. Tak pelak lagi Nabi Ibrahim As. langsung menjadi orang yang tertuduh dalam hal itu, sebab sudah dikenal di seluruh negeri, bahwa Nabi Ibrahim As. sangat membenci sesembahan kaumnya. Maka beliau dihadapkan kepadaRaja Namrud untuk diadili. Sang raja berkata dengan geram: "Wahai Ibrahim, bukankah engkau yang telah menghancurkan berhala-berhala kami di rumah peribadatan ?"Bukan!" jawab Nabi Ibrahim singkat.Mendengar jawaban itu. Raja Namrud semakin naik pitam. Dengan nada lebih keras, ia berkata: "Lalu, siapa lagi kalau bukan engkau. Bukankah engkau berada disini ketika kami semua pergi, dan bukankah engkau amat membenci sesembahan kami?" “ya, tapi aku tidak menghancurkan berhala-berhala itu. Aku pikir, barangkali berhala besar itulah yang telah melakukannya. Bukankah kampak yang ada di lehernyamembuktikan perbuatan-nya ?" sahut Nabi Ibrahim dengan tenang. "Mana mungkin berhala dapat berbuat seperti itu ?" kata Raja Namrud membantah pernyataan NabiIbrahim As.Mendengar itu, Nabi Ibrahim dengan tegas berkata: "Kalau begitu, mengapa engkau sembah berhala yang tidak dapat-berbuat apa-apa ?" Mendengar pernyataan Nabi Ibrahim itu, orang-orang yang menyaksikan jalannya pengadilan itu terkejut dan banyak di antara mereka yang sadar. Terpikir oleh mereka, bahwa memang begitulah adanya; mereka telah menyembah sesuatu yang tak dapat melihat, mendengar, dan bergerak. Meskipun demikian, Raja Namrud justru semakin murka karenanya.
Nabi Ibrahim Dibakar
Kekalahan Raja Namrud dalam berdebat dengan Nabi Ibrahim As. Malah mengundang kemurkaannya yang lebih besar. Dengan segera ia memerintahkan tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim dengan hukuman yang seberat-beratnya.Demikian-lah, Nabi Ibrahim menjalani hukuman mati dengan jalan dibakar hidup-hidup.
Api dinyalakan besar sekali dengan kayu sebagai bahan bakarnya. Nabi Ibrahim As. diikat dan diletakkan dalam tumpukan kayu itu. Namun dengan izin Allah dan kuasa-Nya api tidak membakar Nabi Ibrahim hingga ia selamat dan tidak terluka sedikitpun.
Menyaksikan peristiwa
Pembakaran Nabi Ibrahim, Raja Namrud dan para pengikutnya tertawa dengan penuh, rasa puas. Mereka mengira bahwa pasti Nabi Ibrahim telah hancur menjadi abu di tengah tumpukan kayu bakar yang menyala dahsyat itu. Tetapi, betapa terkejutnya mereka demi melihat keajaiban yang terjadi setelah api itu padam. Nabi Ibrahim As.tiba-tiba berjalan keluar dari puing-puing pembakaran dengan selamat tanpa luka sedikit pun. Lalu beliau pergi meninggalkan mereka. Sejak kejadian itu, Nabi IbrahimAs. , berhijrah ke negeri Kan'an (Palestina) dan di tanah suci (Baitul-Maqdis) disitulah beliau hidup dan berketurunan.
Raja Namrud dan Kaumnya Menerima Azab Allah
Karena keingkarannya, Raja Namrud beserta seluruh pengikut-nya mendapatkan siksaan Allah SWT: Pada suatu ketika, tiba-tiba datang serombongan nyamuk yang luar biasa banyaknya. Binatang-binatang itu langsung menyerbu manusia, menggigit bagian-bagian tubuh, masuk ke lubang hidung dan telinga orang-orang kafir itu. Maka binasalah Raja Namrud dan para pengikutnya. Sementara itu, sejak pindah ke tanah suci (Baitul-Maqdis), Nabi Ibrahim As.kemudian berumah tangga dan memperoleh anak-anak yang shaleh. Dari istrinya yang bemama Siti Sarah, Nabi Ibrahim As. memperoleh anak yang diberi nama Ishaq. Dan dari istrinya yang bernama Siti Hajar, beliau memperoleh seorang putra yang bernama Ismail. Ishaq kemudian menjadi Nabi dan Rasul, dan menurunkan seorang anak,Ya'qub namanya (kelak, Ya'qub juga menjadi Nabi dan Rasul Allah, serta menurunkan anak-cucu sampai kepada Nabi Musa As.). Sedangkan Ismail juga menjadi Nabi danRasul, dan darinya lah Nabi besar Muhammad Saw. mempunyai silsilah.
Nabi Ibrahim Diuji Tuhan
Pada suatu malam, Nabi Ibrahim As. bermimpi, bahwa Allah SWT.memerintahkannya supaya mengorbankan putranya Ismail. Karena yakin akan mimpinya itu, segera Nabi Ibrahim As. bermusyawarah dengan Ismail tentang hal itu.Dan di luar dugaan, Ismail As. menjawab pernyataan ayahnya itu dengan tenang, seraya berkata: "Wahai ayahku, jika ini memang perintah Allah SWT., maka taatilah,dan aku rela untuk dikurbankan.” Mendengar tekad putranya, Nabi Ibrahim As. segera bersiap-siap untuk mengorbankan Ismail As. Tetapi, setelah segalanya selesai danupacara kurban akan dimulai, terjadilah peristiwa yang menakjubkan. Dengan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT., muncul seekor biri-biri yang menggantikan ismail untuk disembelih. Maka legalah hati Nabi Ibrahim As. Dipeluknya anak kesayangannya itu dengan penuh kasih, seraya rnengucapkan pujian kepada AllahSWT.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar