BAB1
MACAM ROH
BAB 2
WUJUD DAN TABIAT BANGSA ROH
7. ROH NABATI
Yaitu pada waktu pertama lahir si Jabang bayi kedunia ini, si Jabang
bayi tidak mempunyai sifat kemauan apa-apa dan tidak berdaya. Itulah
bentuk dan wujud bangsa Roh Nabati
6. ROH HEWANI
Ketika si Bayi ini sudah mulai sedikit besar, maka ia mulai belajar
membrangkang (merangkak), tetapi belum mempunyai sifat kepandaian
(kepinteran). Itulah bentuk dan wujudnya bangsa roh Hewani
5. ROH JASMANI
Yaitu Si Bayi ini sudah mulai mempunyai kekuatan diseluruh tubuhnya. Itulah bentuk dan wujud bangsa Jasmani
4. ROH ROHMANI
Yaitu Si Anak sudah mulai membangun nafsu / sudah akil baligh tandanya dia sudah mulai menyukai lawan jenisnya.
Yaitu Si Anak sudah mulai membangun nafsu / sudah akil baligh tandanya dia sudah mulai menyukai lawan jenisnya.
3. ROH ROHANI
Yaitu mulai lengkap ( sempurna ) Akal dan Pikiranya atau disebut juga
lsempurnanya sifat kemanusiaan. Itulah bentuk dan wujud bangsa Roh
Ruhani
2. ROH NURANI
Yaitu mulai memahami pelajaran segala ilmu. Itulah bentuk dan wujud bangsa Ruhani
1. ROH ROBANI
Yaitu mulai didalam dirinya bergejolak ingin mencari ketenangan didalam
qolbunya / mencari ilmu kesempurnaan hidup untuk bekal didunia dan
diakherat. Dari sinilah awal manusia mulai mencari sesuatu yang dapat
menghantarkannya kedalam sebuah ketenangan baik dzohir maupun bathinya.
Itulah bentuk dan wujud Bangsa Roh Robani
Ada empat unsur jasmaniyah yang berubah menjadi unsur halus, ia berkumpul menjadi unsur darah:
- Darah Hijau
- Darah Merah
- Darah Kuning
- Darah Putih
Darah hijau itu kejadiannya dari darah yang sudah habis masa kerjanya didalam tubuh kita.Darah kuning berasal dari bercampurnya darah putih dan darah merah.
Dari keempat unsur warna darah tersebut menjadi alat PERASA PANCA INDRA yaitu:
- Rasa Penglihatan
- Rasa Hidung
- Rasa Lidah
- Rasa Dibadan
Keempat unsur Perasa inilah menjadi sari
penemunya rasa. Rasa ini menjadi Budi ( Pekerjaannya Rasa ), Budi
menjadi Angan-angan ( Pesuruh Rasa ).
Berkumpulnya rasa diatas menjadi senyawa didalam badan manusia yang disebut Rasa roh. Dari rasa Roh lahirlah menjadi Rasa Rosul, Rasa Rosul menjadi utusan Alloh, dan Alloh itu adalah Dzat Yang Maha Esa.
Berkumpulnya rasa diatas menjadi senyawa didalam badan manusia yang disebut Rasa roh. Dari rasa Roh lahirlah menjadi Rasa Rosul, Rasa Rosul menjadi utusan Alloh, dan Alloh itu adalah Dzat Yang Maha Esa.
BAB 4
PUSAT RUH
Setiap bayi yang lahir memiliki tingkat kesucian, yang dapat diumpamakan sebuah kertas yang putih polos dan bersih.
Kesuciannya berada pada wahana ( tempat ) nafs ( jiwa ) atau hawa yang masih bersih dan belum tercemar oleh polusi keduniaan.
Nafs ( hawa/jiwa ) dipasang diantara dua kutub jasmaniyah dan kutub ruhaniyah yang berpusat pada ruh, sehingga nafs ini akan dibolak balikan.
Unsur ruhani yaitu ruh itu bersifat suci sebagai utusan Tuhan dlm diri manusia yang dapat membawa sebuah ketetapan atau pedoman hidup.
Sehingga ruh ini dapat berperan sebagai obor yang memancarkan cahaya kebenaran dari Alloh Swt.
Ruh yang membawa obor atau cahaya dari Tuhannya adalah Ruh Suci atau Ruh Kudus tidak lain adalah seorang Mursyid kamil mukamil ( Pangersa Abah Qs ).
Dialah ( Pangersa Abah ) sebagai juru selamat dan juga juru nasehat untuk hawa, jiwa atau nafs ( Kita )
Jika kita ( nafs, jiwa, hawa ) tunduk ( mau belajar dzikir ) kepada ruh suci ( Guru Mursyid ) maka akan menghasilkan hawa ( nafs ) yg positif ( Nafsu Mutmainah ). Sebaliknya jika ( nafs, jiwa, hawa ) tunduk pada keinginan jasad itu disebut sebagai nafsu negatif.
Nafsu negatif ada 3 macam :
- Nafsu lawamah ( Kepuasan biologis ; makan, minum, tidur dllnya )
- Nafsu Amarah Berbuat kejahatan atau Angkara Murka, suka marah, akuisme dllnya.
- Sawiyah (Mulhimah)
Yaitu suka mengejar kenikmatan psikis; seks, sombong, narsisme, gemar dipuji-puji. Sedangkan untuk hawa sendiri memiliki 2 kutub nafsu yang bertentangan bisa diibaratkan uang logam yang memiliki 2 sisi ( gambar dan angka ). Akan tetapi kedua sisi tidak dapat dipisahkan atau dilihat secara bersama-sama. Apabila kita ingin menampilkan gambar maka letakkan angka dibawah dan sebaliknya.
Apabila seseorang mengaku melihat kedua sisinya ( gambar dan angka ) dalam waktu yang sama, maka orang itu bisa dikatakan mempunyai jiwa yang munafik alias kekehidupan yang palsu dan hanya berdasarkan pengakuan belaka alias suka mengaku atau bohong Itulah contoh jika orang tidak mau mengambil talqin dzikir.
BAB 5
PENDIDIKAN NAFS (HAWA)
PENDIDIKAN NAFS (HAWA)
Gudang ilmu yang paling dekat dengan kita adalah diri kita sendiri.
Karena diri kita adalah sumber dari ilmu dan rumus Tuhan ( Qudratulloh ). Maka peranan semua agama yang ada dimuka bumi ini adalah pendidikan yang ditunjukan kepada hawa/ Nafs / jiwa manusia agar selalu berkiblat kepadaNya.
Tetapi pendidikan yang ditunjukan kepada hawa ( Talqin dziki ), dihilangkan dan disembunyikan oleh musuh Alloh.
Alhamdulillah Pangersa Abah Anom Qs telah mengembalikan dan memperkenalkannya kembali kepada kita yaitu masalah pendidikan hawa nafsu yaitu berupa talqin dzikir.
Karena diri kita adalah sumber dari ilmu dan rumus Tuhan ( Qudratulloh ). Maka peranan semua agama yang ada dimuka bumi ini adalah pendidikan yang ditunjukan kepada hawa/ Nafs / jiwa manusia agar selalu berkiblat kepadaNya.
Tetapi pendidikan yang ditunjukan kepada hawa ( Talqin dziki ), dihilangkan dan disembunyikan oleh musuh Alloh.
Alhamdulillah Pangersa Abah Anom Qs telah mengembalikan dan memperkenalkannya kembali kepada kita yaitu masalah pendidikan hawa nafsu yaitu berupa talqin dzikir.
BAB 6
PENGLIHATAN RUH
Unsur manusia ada dua tubuh dan Ruh.
Kalau penglihan tubuh kita sudah biasa yaitu mata melihat benda, hati
melihat rasa dan akal pikiran kitmelihat dengan akal nya. ada satu
penglihatan kita yaitu Penglihatan RUH. Ruh ini melihat lebih tinggi
yaitu sesuatu yang tidak dapat diliat oleh unsur tubuh kita
Penglihatan Ruh ini memiliki dimensi yang sangat berbeda, yang dilihat Ruh hanyalah eksistensi Allah.dan melihatnya Ruh sesuatu yang diatas tubuh baiki itu mata , pikiran ataupun rasa. jadi yang dilihat Ruh adalah sesuatu yang diatas mata, diatas panca iondera, di atas pikiran dan diataS rasa. kalau kita melihat Allah dengan pikiran kita masih “belum haqul yakin”, kalau kita masih melihat dengan rasa artinya masih ada rasa rasa seperti rasa tenang rasa cinta berarti kita masih belum berada pada wilayah penglihatan Ruh (haqqul yaqin).
Barang siapan mampu mengenal Ruhnya maka akan mampu mengenal Allah. Allah hanya bisa disaksikan dengan Ruh. selain itu tidak bisa. dimensi yang berbeda inilah yang menyebabkan kita harus menggunakan Ruh dan meninggalkan tubuh.
Apa yang dilihat Ruh . Ruh akan melihat Allah seperti di alam azali. Bahkan Ruh akan melihat semua kehendak Allah yang tersembunyi yaitu kehendak Allah yang belum terwujud di alam nyata atau yang tidak dapat dilihat oleh penglihatan tubuh. Bagaimana Allah mengasihi, Bagaimana kebenaran kebenaran Allah , bagaimana Allah memurkai hambanya…. dan bagaimana Allah menjalankan manusia ke arah yang Ia kehendaki.
Penglihatan Ruh ini memiliki dimensi yang sangat berbeda, yang dilihat Ruh hanyalah eksistensi Allah.dan melihatnya Ruh sesuatu yang diatas tubuh baiki itu mata , pikiran ataupun rasa. jadi yang dilihat Ruh adalah sesuatu yang diatas mata, diatas panca iondera, di atas pikiran dan diataS rasa. kalau kita melihat Allah dengan pikiran kita masih “belum haqul yakin”, kalau kita masih melihat dengan rasa artinya masih ada rasa rasa seperti rasa tenang rasa cinta berarti kita masih belum berada pada wilayah penglihatan Ruh (haqqul yaqin).
Barang siapan mampu mengenal Ruhnya maka akan mampu mengenal Allah. Allah hanya bisa disaksikan dengan Ruh. selain itu tidak bisa. dimensi yang berbeda inilah yang menyebabkan kita harus menggunakan Ruh dan meninggalkan tubuh.
Apa yang dilihat Ruh . Ruh akan melihat Allah seperti di alam azali. Bahkan Ruh akan melihat semua kehendak Allah yang tersembunyi yaitu kehendak Allah yang belum terwujud di alam nyata atau yang tidak dapat dilihat oleh penglihatan tubuh. Bagaimana Allah mengasihi, Bagaimana kebenaran kebenaran Allah , bagaimana Allah memurkai hambanya…. dan bagaimana Allah menjalankan manusia ke arah yang Ia kehendaki.
BAB 7
RUH KUDUS
karena Ruh itu suci maka dia tidak masuk
surga, ataupun masuk ke neraka, tugas Ruh hanyalah sampai jasda manusia
mati. Ruh akan ditarik kembali oleh SWT sesuai dengan masa tugasnya
yaitu selama jasad masih hidup. Ruh tidaklah menyebabkan jasad hidup
yang menyebabkan jasad hidup adalah Allah swt.
Dalam alam bazakh pun Ruh tidak akan
merasakan apapapun karena sekali lagi bahwa Ruh sudah di tarik pulang
kembali kepada Allah, sang pemilik Ruh (bukan pencipta Ruh), yang masuk
surga dan masuk neraka adalah nafs yaitu diri manusia yang
mempertanggungjawabkan ketika hidup. salah manusia jika masuk neraka
karena tidak mau memanfaatkan Ruh yang sudah di pinjami Allah, manusia
yang hanya menggunakan jasadnya saja ( baca ; memperturutkan hawa
nafsunya), maka manusia akan merasakan siksa neraka.
Ruh berada di suatu ketinggian yaitu diatasnya “rasa” apapun rasa itu. Ruh berada diatas ketenangan sejati, bukan rekayasa lagi tapi benar benar murni. kenikkmatan Ruh inilah yang banyak dicari para sufi bukan lagi kenikmatan nafsiah yang berupa surga ataupun ketakutan nafsiah yang berupa neraka, meski mereka tetap meyakini adanya surga dan neraka, tapi sekali lagi mereka bisa menafikan itu semua, demi mencapai kebahagiaan Ruh yang sejati.
Inilah hakikat diri kita yang sebenarnya yaitu Ruh, kita bukan lah nafs apalagi jasad. barang siapa mengenal Ruh maka akan mengenal Tuhannya. ingat Ruh dikenal bukan wujudnya tapi eksistensinya.
BAB 8
KARUHUN ( PARA LELUHUR )
Banyak pemahaman menyimpang atas nama Islam. Pemahaman KA-RUH-UN yang
diidentikan dengan para leluhur zaman dulu. Yang seolah-olah para
leluhur adalah biangnya Ruh. Sehingga masih banyakn diantara kita yang
masih mengandalkan dan meminta sesuatu semisal kekuatan atau masalah
kehidupan ini kepada para karuhun,
Maka dari itu Kembalilah kepada Biangnya Ruh yaitu Ruh Sayyidina wa
Nabiyyina Muhammad Saw, dialah bapak segala Ruh *Ana Babul Arwah*
Bagaimana caranya? segeralah ambil Talqin-Dzikir dari seorang Mursyid
Kamil Mukamil yang mempunyai tali washilahNya, bukan kepada para normal
atau pun dukun untuk memecahkan problem kehidupan ini.
BAB 9
WEJANGAN PARA LELUHUR
Tidak ada komentar :
Posting Komentar